16 July 2011

sega jamblang

Sega Jamblang (Nasi Jamblang dalam Bahasa Indonesia) adalah makanan khas masyarakat kota Cirebon. Nama Jamblang berasal dari nama daerah di sebelah barat kota Cirebon tempat asal pedagang makanan tersebut. Ciri khas makanan ini adalah penggunaan daun Jati sebagai bungkus nasi.Penyajian makanannya pun bersifat prasmanan. Menu yang tersedia antara lain sambal goreng (yang agak manis), tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar/telur goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe.
Sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Kasugengan. Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama. Keberadaan Sega Jamblang sebagai makanan khas Cirebon, tentunya tidak bisa dilepaskan dari sosok salah satu pedagangnya yang cukup tersohor, yaitu MANG DUL.

04 June 2011

Kerupuk melarat

Kerupuk melarat merupakan makanan khas dari kota Cirebon, biasanya dijadikan oleh-oleh loh. Selain di kota Cirebon pun kerupuk melarat sudah tersedia tapi tetep yang paling enak ya dari kota asal si kerupuk melarat ini :)
Makanan ini disajikan dengan menambahkan sambal asam. Jajanan ini sangat cocok disantap pada musim panas, selain menambah selera makan juga dapat membangkitkan semangat kerja. Tepung tapioka adalah bahan dasarnya, dengan bentuk seperti tali rapia yang ruwet (urak-urakan) dengan beragam warna, di antaranya merah mudah, kuning, putih, dan hijau. Melarat berarti miskin. Kerupuk melarat digoreng tidak memakai minyak goreng, tapi memakai pasir yang sudah dibersihkan terlebih dahulu, yang melalui proses pengeringan, dan penyaringan dengan cara diayak.

Kura-kura Belawa

Kura-kura belawa merupakan kura-kura yang beda dari biasanya yang katanya hanya ada di desa belawa kecamatan sedong kabupaten cirebon tepatnya arah menuju lemahabang sindang laut dengan waktu tempuh 30 menit dari kota cirebon. Kura-kura yang mempunyai ciri khusus di punggung dengan nama latin " Aquatic Tortose Ortilia norneensis."
Menyimpan legenda menarik tentang keberadaannya di desa belawa. Namun objek wisata kura belawa tinggal kenangan di akibatkan karena mungkin sanitasi yang kurang atau terkena bakteri akibatnya hampir 90 persen telah tewas padahal untuk sebuah kura kura di butuhkan ratusan tahun untuk tumbuh besar sekarang cuma yang tertinggal berupa telur telur yang di isolasi.
Berikut ini gambar beberapa bangkai kura kura yang di awetkan :


























29 May 2011

Sirup "TJAMPOLAY"

Sirup Tjampolay ?
Mungkin kedengarannya sangat asing di telinga masyarakat luar Cirebon, tapi bagi masyarakat Cirebon sirup ini merupakan minuman yang tidak diragukan lagi kelezatannya. Biasanya sirup ini disajikan dengan ditambah es batu biar lebih nikmat dan menjadi bahan tambahan untuk es campur.

Minuman ini juga merupakan salah satu oleh-oleh dari Kota Cirebon. Ada macam-macam rasanya, ada rasa pisang, susu, melon, leci, jeruk nipis, kopi moka, dan mangga gedong. Tjampolay dipercaya menggunakan gula murni. Karena itu, jika sudah dibuka kemasannya, sirup akan cepat mengkristal.
"Rasanja sedap, baoenja wangi." Itulah yang tertera dalam kemasan sirup Tjap Buah Tjampolay. Tjampolay sangat melegenda sekali di Cirebon. Minuman legendaris asal Cirebon ini pertama kali dibuat oleh Tan Tjek Tjiu pada 11 Juli 1936. Hingga kini kemasan dan labelnya tak berubah.

Ketika Tjiu meninggal pada 1964, perusahaan ini sempat berhenti beroperasi enam tahun. Baru pada 1970 usaha ini hidup kembali di tangan Setiawan, anak Tjiu. Namun tak lama kemudian mati lagi. Baru pada 1983 Tjampolay bangkit lagi. Kali ini pabriknya dipindahkan ke daerah Lawang Gada, Cirebon, Jawa Barat.

Jika kalian singgah di Kota Cirebon, jangan sampai tidak membeli minuman ini. Sekali mencoba pasti akan ketagihan ..

28 May 2011

Telaga Remis, misteri telaga dibalik hutan

Telaga Remis merupakan sebuah obyek wisata terletak yang di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Jaraknya ±37 km ke arah utara dari kota Kuningan dan ±13 km ke arah selatan dari kota Cirebon.Terletak kurang lebih 20 km-an dari kota Cirebon ke arah Majalengka, telaga ini tersembunyi diantara rerimbunan pohon pinus dan bebatuan cadas.
Telaga Remis merupakan perpaduan antara pesona alam pergunungan hutan serta air talaga yang jernih, bening laksana kaca didukung udara pergunungan yang sejuk menantang untuk berwana wisata menguak misteri hutan. Fasilitas yang tersedia adalah perahu motor, sepeda air, saung dan jalan setapak. Ditempat ini dapat pula bersantai dan menikmati jajanan yang tersedia.
Biasanya setiap hari minggu banyak wisatawan yang berkunjung ke telaga remis dan di telaga remis pun biasanya menyediakan hiburan, seperti organ tunggal.
Tempat ini cocok untuk bersantai-santai ria serta berkumpul bersama keluarga, sahabat ataupun teman-teman. Dan bagus juga digunakan sebagai tempat hunting foto karena pemandangannya yang masih alami.
Di sekitar daerah telaga remis pun banyak terdapat tempat makan yang kebanyakan menyajikan makanan khas sunda dengan tempat yang bagus dan indah untuk dinikmati dan biayanya pun cukup terjangkau.
Dan ini foto-foto yang saya ambil dari beberapa sumber tentang telaga remis :























Keraton Kasepuhan

Oke, kali ini saya akan membahas tentang budaya yang ada di Kota Cirebon yang biasanya dijadikan sebagai kunjungan wisata bagi masyarakat Cirebon maupun masyarakat luar Cirebon. Yaitu tentang 4 Keraton yang berada di Kota Cirebon.
Tapi, saya akan membahas tentang Keraton Kesepuhan dulu karena bahasannya yang panjang, jadi saya bagi-bagi saja tiap posting satu bahasan tentang Keraton.

Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon.
Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah.
Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya.
Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan.


Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu kereta singa barong
Kereta ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.
Kereta ini dulunya menjadi kendaraan Sultan Sepuh. Tahun 1942 Kereta Singa Barong dimusiumkan oleh Keraton Kasepuhan hingga sekarang.



Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II (cicit dari Sunan Gunung Jati) yang menggantikan tahta dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1506. Ia bersemayam di dalem Agung Pakungwati Cirebon. Keraton Kasepuhan dulunya bernama Keraton Pakungwati, sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Ia wafat pada tahun 1549 dalam Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua. Nama beliau diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan.
Di depan Keraton Kesepuhan terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan keprajuritan.

Di sebelah barat Keraton kasepuhan terdapat Masjid yang cukup megah hasil karya dari para wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Sedangkan di sebelah timur alun-alun dahulunya adalah tempat perekonomian yaitu pasar.
Model bentuk Keraton yang menghadap utara dengan bangunan Masjid di sebelah barat dan pasar di sebelah timur dan alun-alun ditengahnya merupakan model-model Keraton pada masa itu terutama yang terletak di daerah pesisir. Bahkan sampai sekarang, model ini banyak diikuti oleh seluruh kabupaten/kota terutama di Jawa yaitu di depan gedung pemerintahan terdapat alun-alun dan di sebelah baratnya terdapat masjid.
Pemugaran kawasan Kesultanan Kasepuhan ini dapat mengembalikan sejarah yang mungkin telah terlupa bagi sebagian masyarakat Cirebon saat ini. Dan menjadi potensi wisata bagi para pengunjung Kota Cirebon.

27 May 2011

Batik Trusmi asli kepunyaan wong Cerbon

Batik Trusmi merupakan batik asli bikinan orang Cirebon. Dan batik ini juga udah terkenal loh. Berikut bahasan tentang batik trusmi yang saya dapat dari beberapa sumber...

 Bagi kolektor batik, nama desa Trusmi Wetan dan Trusmi Kulon, Kecamatan Weru, Cirebon tak dapat dipinggirkan. Desa yang terletak sekitar lima kilometer dari pusat kota ini sejak puluhan tahun lalu telah menjadi sentra bisnis batik. Kisah membatik desa Trusmi berawal dari peranan Ki Gede Trusmi. Salah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati ini mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan Islam.

Usaha yang bermula dari skala rumahan lama kelamaan menjadi industri kerajinan yang berorientasi bisnis. Produk batik Trusmi bukan sekadar memenuhi kebutuhan lokal, tetapi sebagian perajin mengekspor ke Jepang, Amerika, dan Belanda.
Beberapa hal penting yang bisa dijadikan keunggulan atau juga merupakan ciri khas yang dimiliki oleh batik Cirebon adalah sbb:
a.    Desain batik Cirebonan yang bernuansa klasik tradisional pada umumnya selalu mengikut sertakan motif wadasan (batu cadas) pada bagian-bagian motif tertentu. Disamping itu terdapat pula unsur ragam hias berbentuk awan (mega) pada bagian-bagian yang disesuaikan dengan motif utamanya.
b.    Batik Cirebonan klasik tradisional selalu bercirikan memiliki warna pada bagian latar (dasar kain) lebih muda dibandingkan dengan warna garis pada motif utamanya.
c.    Bagian latar atau dasar kain biasanya nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan. Noda dan warna hitam bisa diakibatkan oleh penggunaan lilin batik yang pecah, sehingga pada proses pewarnaan zat warna yang tidak dikehendaki meresap pada kain.
d.    Garis-garis motif pada batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan canting tembok dan bleber (terbuat dari batang bambu yang pada bagian ujungnya diberi potongan benang-benang katun yang tebal serta dimasukkan pada salah satu ujung batang bambu).
e.    Warna-warna dominan batik Cirebonan klasik tradisional biasanya memiliki warna kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.
f.    Batik Cirebonan cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan (ragam hias berbentuk tanaman ganggeng). Bentuk ragam hias tanahan atau rentesan ini biasanya digunakan oleh batik-batik dari Pekalongan.
Masih dengan batik Cirebonan, namun mempunyai ciri yang berbeda dengan yang sebelumnya yaitu kelompok batik Cirebonan Pesisiran. Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing.

Perkembangan pada masa sekarang, pewarnaan yang dimiliki oleh batik Cirebonan lebih beraneka warna dan menggunakan unsur-unsur warna yang lebih terang dan cerah, serta memiliki bentuk ragam hias yang bebas dengan memadukan unsur binatang dan bentuk-bentuk flora yang beraneka rupa.
Pada daerah sekitar pelabuhan biasanya banyak orang asing yang singgah, berlabuh hingga terjadi perkawinan etnis yang berbeda (asimilasi), maka batik Cirebonan Pesisiran lebih cenderung menerima pengaruh budaya dari luar yang dibawa oleh pendatang.
Sehingga batik Cirebon yang satu ini lebih cenderung untuk bisa memenuhi atau mengikuti selera konsumen dari berbagai daerah (lebih kepada pemenuhan komoditas perdagangan dan komersialitas), sehingga warna-warna batik Cirebonan Pesisiran lebih atraktif dengan menggunakan banyak warna.
Produksi batik Cirebonan pada masa sekarang terdiri dari batik tulis, batik cap dan batik kombinasi tulis cap.

Berikut merupakan contoh dari batik trusmi :

Kalau kalian tertarik langsung datang saja ke Cirebon. kalau belum bisa, mungkin bisa kunjungi website pusat batik trusmi disini

sumber : www.indotravelers.com/jawa-barat/cirebon/



Mengenal Cirebon

Cirebon dikenal dengan nama Kota Udang dan Kota Wali. Sebagai daerah pertemuan budaya Jawa dan Sunda sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon biasa menggunakan dua bahasa, bahasa sunda dan jawa.
Nama Cirebon berasal dari kata Caruban, dalam bahasa jawa yang berarti campuran (karena budaya Cirebon merupakan campuran dari budaya sunda, jawa, tionghoa dan unsur-unsur budaya arab) atau bisa juga berasal dari kata Ci yang artinya air atau sungai dan Rebon yang artinya udang dalam bahasa sunda (karena udang merupakan salah satu hasil perikanan Kota Cirebon).
Cirebon merupakan daerah yang sangat strategis karena letaknya yang menjadi perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Cirebon juga dilalui jalur oleh pantai utara sehingga banyak menghasilkan hasil laut, sehingga dikenal dengan sebutan kota udang seperti yang saya telah kemukakan sebelumnya.

Kalo dilihat dari segi wisatanya Cirebon ga kalah saingan loh, banyak tempat wisata yang menarik yang ada di Cirebon yang nanti akan saya bahas satu persatu secara detail.
Soal makanan khas dari kota ini ? hemm .. jangan ditanya deh, kota ini banyak banget makanan khasnya dan nanti juga saya akan bahas secara rinci begitu juga dengan oleh-oleh khas Cirebon :) 
So, tetep setia dengan postingan blog ini ya ...
Terima kasih :))